I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak, dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan pada ternak. Didalam bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan nutrient yang dibutuhkan oleh ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi untuk hidup pokok dan untuk produksi.
Di dalam pengenalan bahan pakan, terlebih dahulu bahan pakan itu sendiri terbagi menjadi pakan sumber protein hewani yang dibagi menjadi tepung ikan dan protein nabati dibagi menjadi bungkil kelapa dan bungkil kedele. Sedangkan sumber energi dibagi menjadi ada yang berbentuk biji-bijian atau butiran yang terbagi atas : padi, jagung, millet merah dan millet putih. Berbentuk tepung terbagi atas dedak halus, jagung giling, dan dedak halus. Berbentuk cairan terdiri atas : minyak sayur. Sumber mineral terdiri dari garam dan kerang.
Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung, beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur; sumber vitamin antara lain premik. Sumber mineral antaralain tepung tulanh, tepung kerabang telur, tepung kulit kerang, dll.
Nutrient-nutrient dalam bahan pakan tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Energi tidak termasuk kedalam nutrieny karena energi diperoleh dari pembakarn zat makanan tersebut. Perbedaan bajan pakan yang dikonsumsi oleh ternal antara lain ternak ruminan dengan unggas hanyalah perbedaan bentuk/ struktur bahan pakan tetapu kandungan yang dibutuhkan oleh ternak tidak berbeda.
Asal limbah pertanian atau agrobisnis terdiri dari kulit biji bunga matahari dan kulit kacang kedele. Serta jenis-jenis obat hewan yang terdiri dari coxy dan therapy. Sedangkan yang termasuk dari aditif pakan antara lain : egg stimulant, neobro, vita chick, supertop, multivit.
Sedangkan bahan yang termasuk bahan pakan palsuan adalah batu bata, serta nama hijauan tanaman pakan terdiri dari : rumput setaria, rumput stylo, rumput benggala, rumput raja, rumput senuduk dan rumput gajah.
Pemberian makanan secara praktis kepada ternak dengan dilandasi dasar ilmiah membutuhkan penggunaan dua perangkat data, yakni data kebutuhan zat-zat makanan dari spesies hewan dengan maksud hewan tersebut diternakan bagi kepentingan tertentu. energi yang terdapat pada setiap makanan atau bahan pakan ternak itu berbeda-beda. Tingginya kandungan energi pada bahan pakan tersebut akan berpengaruh terhadap bobot badan ternak yang diberi pakan tersebut
Pakan merupakan bahan pakan yang sangat erat hubungannya dengan ternak sebagai sumber kehidupan. Dimana nutrient adalah sebagai zat makanan yang terdapat dalam bahan makanan yang di gunakan dalam tubuh ternak untuk memperoleh energi dan mengatur proses dalam tubuh. Analisis proximat di kemukakan dari Weende Experimentstation di jerman oleh Hennegers dan Stokman pada tahun 1865 yaitu suatu metode analisis dan menggolongkan komponen yang ada dalam makanan. Cara ini hamper di pakai di seluruh dunia dan di sebut “Analisis proximat “. Analisis ini di dasarkan atas komposisi sususnan kimia dan kegunaannya.
Pemberian makanan secara praktis kepada ternak dengan dilandasi dasar ilmiah membutuhkan penggunaan dua perangkat data, yakni data kebutuhan zat-zat makanan dari spesies hewan dengan maksud hewan tersebut diternakan bagi kepentingan tertentu. energi yang terdapat pada setiap makanan atau bahan pakan ternak itu berbeda-beda. Tingginya kandungan energi pada bahan pakan tersebut akan berpengaruh terhadap bobot badan ternak yang diberi pakan tersebut.
Dalam menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina, larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Untuk melakukan pengukuran energi bruto dalam bomb calorimeter protein akan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan energi karbohidrat, akan tetapi hasil pembakaran yang akan didapat di dalam tubuh ternak adalah nilai energi protein yang mempunyai zat-zat yang dibutuhkan tubuh mendekati energi karbohidrat.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya ratio antar C/H dengan atom O dan N.
Banyaknya kandunagan energi bruto didalam bahan makanan sangat tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu, akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15 kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg. (Ella Hendalia, et.al. 2008).
Jumlah bahan pakan ternak yang mempunyai hitungan energi bruto yang tinggi juga tidak dapat menyumbangkan banyak enegi untuk keperluan tubuh dalam jumlah yang banyak pula dikarenakan hal ini sangat dipengaruhi oleh daya cerna bahan pakan ternak tersebut.
|
Analisis bahan makanan terutama bertujuan untuk dapat memperkirakan respons produktivitas darai ternak. Mereka di beri ransum dengan komposisi bahan makanan tertentu.
Analisis proksimat pertama kali dikembangkan di Weende Experiment Station, Jerman oleh Hennerberg dan Stokman. Oleh karenanya analisis ini sering juga disebut analisi Wendee. Analisi proksimat menggolongkan komponen yang ada dalam bahan pakan berdasarkan fungsi dan komposisi kimia. Penyediaan bahan pakan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan oleh ternak. Pemilihan bahan pakan tidak akan terlepas dari kesediaan zat makanan itu sendiri yang dibutuhkan oleh ternak.
Untuk mengetahui beberpa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak serta cara menyusun ransom diperlukan pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas zat makanan. Jumlah zat makanan dapat dideterminasi dengan analisi kimia, seperti analisis proksimat.
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak, dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan pada ternak. Didalam bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan nutrient yang dibutuhkan oleh ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi untuk hidup pokok dan untuk produksi.
Nutrient-nutrient tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Energi tidak termasuk kedalam nutrieny karena energi diperoleh dari pembakarn zat makanan tersebut. Perbedaan bajan pakan yang dikonsumsi oleh ternal antara lain ternak ruminan dengan unggas hanyalah perbedaan bentuk/ struktur bahan pakan tetapu kandungan yang dibutuhkan oleh ternak tidak berbeda.
Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung, beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur; sumber vitamin antara lain premik. Sumber mineral antaralain tepung tulanh, tepung kerabang telur, tepung kulit kerang, dll.
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak, dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan keracunan pada ternak. Didalam bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan nutrient yang dibutuhkan oleh ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi untuk hidup pokok dan untuk produksi.
Nutrient-nutrient tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Energi tidak termasuk kedalam nutrieny karena energi diperoleh dari pembakarn zat makanan tersebut. Perbedaan bajan pakan yang dikonsumsi oleh ternal antara lain ternak ruminan dengan unggas hanyalah perbedaan bentuk/ struktur bahan pakan tetapu kandungan yang dibutuhkan oleh ternak tidak berbeda.
Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung, beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur; sumber vitamin antara lain premik. Sumber mineral antaralain tepung tulanh, tepung kerabang telur, tepung kulit kerang, dll.
Dalam menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina, larutan methyl orange dan larutan Na2CO3.
Peningkatan suhu yang telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi akibat adanya pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan. Perbedaan sampel juga dapat mempengaruhi.
Ransum adalah susunan dari beberapa bahan pakan dengan. perbandingan tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak. Jadi dengan mencampur beberapa jenis bahan pakan diharapkan kandungan gizi ransum sesuai dengan kebutuhan gizi ayam sehingga ayam dapat berproduksi dengan baik.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam mencampur ransum adalah mengetahui bahan mana yang harus dicampur terlebih dahulu agar hasilnya rata atau homogen. Jika ransom dibuat dalam jumlah kecil dapat dilakukan secara manual tetapi bila dalam jumlah besar dapat digunakan mesun pencampur atau mixer.
Bahan yang dicampur terlebih dahulu biasanya jumlahnya sedikit bentuk fisiknya halus seperti premix sumber mineral.
Metode yang digunakan untuk menyusun ransum ternak diantaranya adalah metode coba-coba atau trial and error method, metode persamaan simulat, metode matriks dan metode persamaan linear. Macam-macam metode tersebut pada prinsipnya sama, hanya teknis penghitungannya yang berbeda.
Persamaan linear yang banyak digunakan dalam program komputer tentunya lebih mudah dan cepat dalam menyusun ransum. Dengan metode ini banyak pilihan bahan pakan yang dapat digunakan dalam menyusun ransum sehingga akan didapat kombinasi bahan pakan yang mudah diperoleh di sekitar tempat tinggal peternak, sesuai kebutuhan gizinya dan harga yang termurah.
Sebelum menyusun formulasi ransum, terlebih dahulu harus diketahui beberapa kebutuhan ternak. Kemudian memilih bahan makanan yang dapat memenuhi pesyaratan nutrisi yang ekonomis.
Ransum yang banyak digunakan untuk menyusun ransum ternak adalah metode coba-coba. Cara ini relatif mudah bila bahan pakan yang digunakan tidak banyak jenisnya, tetapi pertimbangan harga minimum sulit dilakukan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum bahan pakan dan formulasi ransum adalah supaya kita dapat menganalisi sampel zat makanan yang diberikan kepada ternak dengan melakukan percobaan di laboratorium, dapat menjelaskan berbagai macama bahan pakan sumber energi, protein (hewani dan nabati), hijauan makanan ternak, vitamin, feedaditive, minerak, obat-obatan, dan bahan pemalsu pakan, agar dapat mengetahui tentang cara-cara menghitung energi pada bahan kering yang digunakan serta alat - alat apa saja yang digunakan pada penentuan energi bruto. menambah wawasan cakrawala pengetahuannya mengenai bahan pakan yang dapat dimanfaatkan dan diberikan untuk ternak. Serta dapat dijadikan suatu pelajaran bagi peserta praktikum untuk menjalankan suatu usaha dikemudian hari dan dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dari praktikum yang telah dilaksanakan dengan optimalisasi. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macama bahan pakan sumber energi, protein (hewani dan nabati), hijauan makanan ternak, vitamin, feedaditive, minerak, obat-obatan, dan bahan pemalsu pakan.
bertujuan agar mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macam bahan pakan sumber protein hewani dan nabati, sumber energi, hijauan makanan ternak, vitamin, aditif pakan, mineral, obat-obatan dan bahan pemalsuan pakan.
Sedangkan tujuan dari praktikum energi bruto dengan oxigen bomb calorimeter yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui jumlah energi yang terdapat pada sampel, serta mendapatkan pengalaman cara-cara menentukan energi bruto, dan mengenal alat – alat dari penentuan energi bruto
Manfaat dari praktikum bahan pakan formulasi ransum adalah suapaya kita mengetahui kandungan dari zat pakan ternak, sehingga dalam menyusun ransum kita dapat mengerjakan tanpa adanya kekurangan sample makanan atau kelebihan jumlah zat makanan, kita dapat lebih mengenal dan membedakan secara lebih spesifik antara berbagai macam bahan pakan ternak, kita dapat mengetahui energi yang terkandung didalam bahan yang digunakan, alat – alatnya dan cara menentukan energi bruto.
agar pratikan belajar menyusun suatu formula ransum sesuai dengan tujuan dan kebutuhan ternak dan mengetahui apa saja yang dipratikumkan dan dijelaskan oleh asisten dosen, tentang bagaimana cara penyusunan ransum dan bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam penyususnan ransum serta persentase pemakaian bahan pakan yang akan digunakan, dan yang terpenting adalah praktikan mendapatkan pengalaman mencampur ransom secara manual.
|
II. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis proksimat
Bahan pakan sumber protein adalah bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein 20 % atau lebih, baik berasal dari hewan maupun tanaman. (Wiryosuharto.S, 1985 ).
Metode pengeringan untuk determinasi bahan kering pakan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, pengeringan temperature rendah, peneringan temperature tinggii, dan pengeringan beku, namun yang biasa dilakukan adalah pengeringan dengan temperature tinggi dengan menggunakan oven pada usaha 105 C (Ager, Lehman 1989).
Bahan pakan sumber protein adalah bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein 20 % atau lebih, baik berasal dari hewan maupun tanaman. (Wiryosuharto.S, 1985 ).
Pakan hijauan merupakan pakan utama bagi ternak sapi, hijauan pakan ternak terdiri dari rumput dan legume. ( Prawiradiputra.Dkk, 2006 ).
Rumput – rumputan mengandung kadar serat kasar lebih tinggi dari pada legum, terutama kandungan selulosanya atau serat kasar yang bias di cerna.
( Williamson.G, 1993 ).
Kelebihan lemak yang terlampau tinggi akan menimbulkan efek negatife antara laian lemak yang tertimbun disekitar ovarim akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun dan kelebihan ini akan sia-sia sebab akan hilang terbuang karena tidak bisa di cerna ( Anshory. i,1997 ).
Kadar bahan kering ditentukan sebagai persensentase kehilangan bobot, sebagai contoh bahan makanan setelah dikeringkan dalam oven. Pada tekanan 1 atmosfer pada suhu diatas suhu didih (Anderson, 1982).
Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting. Karena abu mengalami pembakaran sehimgga tidak menghasilkan energi, jumlah abu dalam pakan hanya penting untuk menentukan bahan ekstra tanpa nitrogen (Carpenter, 1986).
Bahan yang berasal dari hewan seperti tepung daging, tepung tulang, tepung kerabang telur, dan lain sebagainya adalah bahan makanan yang bekosentrasi tinggi, dengan kadar serat kasar rendah dan mudah di cerna. (Siregar.s, 1990 ).
Analisis proksimat kadar lemak ditentukan dengan mengekstra sample bahan makanan dalam pelarut organik,. Kemudian diuapkan shingga sample mongering bobot yang tertinggal adalah berat sample bahan makanan (Maynard, 1979).
Protein bahan makanan dalam analisis proksimat di analisis dengan menggunakan metode Jendhal yang mengasumsikan bahwa semua nitrogen bahan makanan berasal dari protein dan semua protein bahan makanan mengandung N sebanyak 16% (Sutardi, 1969).
Pengenalan bahan pakan
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan efek toksin (racun) pada ternak. Bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hala yang sulit untuk dipastikan yaitu bau (Nurhayati, et all, 2008).
Tanpa kalsium dan fosfor misalnya tulang dan telur ayam tidak dapat terbentuk Ca dan P, terdapat pada tepung tulang, tepung kulit, dan lain – lain. (Rasya.m, 1995 ).
Bahan pakan harus disesuaikan dengan komposisi pakan dari ternak itu sendiri sebab di dalam pemberian pakan harus disesuaikan berapa yang harus diberikan kepada ternak (Anshory, 1997).
Pakan ternak terdiri dari sumber protein, sumber energi dan sumber mineral, jika semua bahan tersebut di campur secara homogen maka akan terbentuk suatu komposisi pakan yang akurat (Benson, 1991).
Bahan pakan harus disesuaikan dengan komposisi pakan itu sendiri sebab dalam pemberian pakan harus disesuaikan (Jamestown, 1997).
Pakan ternak terdiri dari sumber protein, sumber energi dan sumber mineral, jika semua bahan tersebut di campur secara homogen maka akan terbentuk suatu komposisi pakan yang akurat (Joseph, 1991).
Pakan yang mengandung protein dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan dapat menjadi kekebalan tubuh terhadap virus-virus yang merugikan (Mozes, 1986).
Pakan merupakan sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak baik itu yang bersumber dari protein hewani dan nabati, sumber energi, sumber mineral dan sumber-sumber yang lain yang akan mencukupi kebutuhan dari ternak (Parning, 2000).
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan dicerna dengan sempurna atau sebagian dan tidak menimbulkan efek toksin (racun) pada ternak (Nurhayati, et all, 2008).
Diantara bahan pakan sumber protein tepung ikan merupakan bahan pakan yang paling baik dan superior dibandingkan dengan yang lainnya (Nurhayati, et all, 2008).
Protein nabati meskipun kualitasnya lebih rendah dari protein hewani tetapi ada zat-zat dalam protein nabati yang tidak terdapat dalam protein hewani dalam bentuk prekusaor-prekusor vitamin (Anggorodi.R, 1997).
Bungkil kedele, ampas tahu ,merupakan bahan pakan sumber protein nabati yang lazim digunakan sebagai pakan ternak (Parrakkasi.a. 1995).
Bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan pakan yangkandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih mudah dimetabolisme daripada energi yang berasal dari lemak (Tobing.L.R. 1995).
Bahan pakan sumber energi antaralain jagung, sorghum, beras, dedak padi, hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi yang berasal dari lemak yang berbentuk cairan (Anggorodi.R. 1997).
Dedak padi atau sekam padi merupakan hasil ikutan bahan penggiling beras yang masih bisa dimanfaat sebagai bahan pakan sumber energi yang berbentuk bubuk (tepung) (Trobos, 2007).
Bahan-bahan pakan sumber mineral antara lain tepung tulang, tepung kulit kerang, mineral supplement (Hendaka, et al. 2008).
Bahan-bahan sumber vitamin lebih banyak dalam bentuk teblet atau bubuk yang diproduksi secara modern oleh indutri-iondustri bidang peternakan (Trobos, 2008).
Bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hala yang sulit untuk dipastikan yaitu bau (Parrakkasi.A. 1995).
|
Untuk mengatasi masalah-masalah pada ternak antara lain mempercepat parfum bahan, memperpanjang masa produksi telur, mengobati/ menghindari serangan penyakit dll. Sebaiknya ternak diberikan obat-obatan yang diproduksi industri obat-obatan dan vitamin supplement (Trobos, 2008).
Bahan yang berasal dari hewan seperti tepung daging, tepung tulang, tepung kerabang telur, dan lain sebagainya adalah bahan makanan yang bekosentrasi tinggi, dengan kadar serat kasar rendah dan mudah di cerna. (Siregar.s, 1990 )
Koksidiosis adalah penyakit yang sangat merugikan peternakan unggas, kalau anak ayam itu mendapat infeksi ringan, memperlihatkan tanda – tanda yang ringan, kemudian menjadi kebal terhadap koksidia tertentu, infeksi berat dapat menimbulkan kematian yang tinggi. ( Tillman.Allen.D, 1989 ).
Bahan pakan sumber protein adalah bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein 20 % atau lebih, baik berasal dari hewan maupun tanaman. (Wiryosuharto.S, 1985 ).
Pakan hijauan merupakan pakan utama bagi ternak sapi, hijauan pakan ternak terdiri dari rumput dan legume. ( Prawiradiputra.Dkk, 2006 ).
Rumput – rumputan mengandung kadar serat kasar lebih tinggi dari pada legum, terutama kandungan selulosanya atau serat kasar yang bias di cerna.
( Williamson.G, 1993 ).
Antibiotik adalah obat, bukan zat makanan, jadi pengaruhnya terhadap zat makanan pada hewan merupakan kebutuhan sekunder. ( R.Anggorodi, 1985 ).
Sebagian besar sumber protein tumbuh – tumbuhan mengalami pengolahan sebelum sampai kepada saluran – saluran makanan ternak. (Hardjopranjoto, 1995 ).
Makanan hijauan ialah semua makanan dari tanaman dalam bentuk daun-daunan yang masih segar, kadang – kadang masih bercampur dengan batang, ranting, bunga, yang pada umumnya berasal dari tanaman bangsa rumput dan kacang – kacangan ( Wahju,juju.1985 ).
Bangsa rumput mempunyai manfaat tinggi sebagai bahan makanan karena sebagian besar mudah di cerna dan di hancurkan. ( R. Anggorodi, 1985 ).
Biasanya orang menggunakan bahan – bahan yang mirip dengan bahan pakan untuk di palsukan seperti batu bata giling, serbuk kayu, dan lain – lain (Parning.M, 2000).
Semua vitamin yang kemungkinan difisian dalam ransum unggas dapat di tambahkan ke dalam ransum sebagai vitamin yang disintesis secara kimiawi atau vitamin yang di hasilkan dengan proses fermentasi. ( R.Anggorodi, 1985 ).
Energi yang terdapat di dalam bahan pakan merupakan enegi kimia yang seterusnya berperan sangat penting sebagai sumber utama bagi ternak (Williamson,G,1993).
Energi kimia dapat di ukur dalam kaitannya dengan panas yang dinyatakan dengan kalori . satu kalori merupakan jumlah energi yang di hasilkan dan dapat diperlukan untuk menaikkan temperature (Anggorodi,1985).
Persentase energi yang terbuang melalui feses ternak dan sangat tergantung pada jenis bahan makanan yang di berikan pada ternak tersebut (Wiryosuharto,S,1985).
Pada pembakaran bahan makanan terdapat sesuatu yang terambil dari udara, yang di sebut oksigen (Parning,M.2000).
Jika semua gas yang di hasilkan dalam suatu proses pembakaran di tampung secara kuantitas, ternyata bobot abu di tambah bahan gas yang di hasilkan lebih berat di bandingakan dari bobot bahan semua (Wahju,juju,1985).
Setiap zat makanan berbeda daya nya dalam pembentukan lemak tubuh. Kemampuan bahan makanan untuk membentuk lemak tubuh akan menurun bila kadar serat kasarnya meningkat (Keller,1990).
Secara umum energi dapat di artikan sebagai potensi untuk kerja. Namun untuk ternak, prinsip atau devenisi tidak selalu benar. Pengertian ternak bagi ternak komplek karena berkaitan dengan penggunaan bahan kimia
( Anggorodi.1995).
Bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hala yang sulit untuk dipastikan yaitu bau (Parrakkasi.A. 1995).
Diantara bahan pakan sumber protein tepung ikan merupakan bahan pakan yang paling baik dan superior dibandingkan dengan yang lainnya. Bahan pakan sumber energi antaralain jagung, sorghum, beras, dedak padi, hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi yang berasal dari lemak yang berbentuk cairan (Nurhayati, et all, 2008).
Bahan-bahan sumber vitamin lebih banyak dalam bentuk teblet atau bubuk yang diproduksi secara modern oleh indutri-iondustri bidang peternakan.
|
Protein nabati meskipun kualitasnya lebih rendah dari protein hewani tetapi ada zat-zat dalam protein nabati yang tidak terdapat dalam protein hewani dalam bentuk prekusaor-prekusor vitamin. Bungkil kedele, ampas tahu ,merupakan bahan pakan sumber protein nabati yang lazim digunakan sebagai pakan ternak (Anggorodi.R, 1997)
Bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan pakan yangkandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih mudah dimetabolisme daripada energi yang berasal dari lemak. Dedak padi atau sekam padi merupakan hasil ikutan bahan penggiling beras yang masih bisa dimanfaat sebagai bahan pakan sumber energi yang berbentuk bubuk (tepung) (Tobing.L.R. 1995).
Bomb calorimeter
Dalam menentukan energi bruto kawat yang dibakar harus pas mengenai bahan makanan yang digunakan agar tidak terjadi kegagalan, karena kawat sebagai penghantar panas untuk bahan yg digunakan (Ridwan. S, 1992).
Energi yang terdapat di dalam bahan pakan merupakan enegi kimia yang seterusnya berperan sangat penting sebagai sumber utama bagi ternak (Williamson,G,1993).
Energi bruto adalah energi kasar yang panas yang dihasilkan oleh satu bahan yang di hasilkan oleh satu bahan yang di bakar secara sempirna dalam Bomb calorimeter yang hasil akhirnya CO2, H2O,dan panas.
Penetapan energi terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan dari bahan makanan (Prastio, 1993).
Suhu distabilkan setelah tabung bomb dimasukkan kedalam buchet dengan memutar tombol pemutar setelah lima menit. (Anggorodi, 1990).
Sebelum sampel dimasukkan kedalam cawan bomb kalorimeter sampel dibentuk pelet dahulu kemudian ditimbang, agar mudah untuk menghitung energinya (Anshory, 1984).
Bahan pakan harus disesuaikan dengan komposisi pakan dari ternak itu sendiri sebab di dalam pemberian pakan harus disesuaikan berapa yang harus diberikan kepada ternak (Anshory, 1997).
Bahan pakan harus disesuaikan dengan komposisi pakan itu sendiri sebab dalam pemberian pakan harus disesuaikan (Jamestown, 1997).
Pakan ternak terdiri dari sumber protein, sumber energi dan sumber mineral, jika semua bahan tersebut di campur secara homogen maka akan terbentuk suatu komposisi pakan yang akurat (Joseph, 1991).
Pakan merupakan sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak baik itu yang bersumber dari protein hewani dan nabati, sumber energi, sumber mineral dan sumber-sumber yang lain yang akan mencukupi kebutuhan dari ternak (Parning, 2000).
Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 1997).
Pada setiap bahan pakan yang diberikan pada ternak terdapat energi, yang mana energi tersebut sangat berpengaruh pada kebutuhan ternak. (Soedarno, 1997).
Tiap bahan makanan selalu mengandung air, makanan hiajuan selalu mengandung air kurang lebih 75-90%, sedangkan makanan yang nampak kering masih mengandung air kira-kira 10% (Soeradji, 1995).
Dalam penetapan energi terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan. (Sondjaya, 1998).
Secara umum energi dapat di artikan sebagai potensi untuk kerja. Namun untuk ternak, prinsip atau devenisi tidak selalu benar. Pengertian ternak bagi ternak komplek karena berkaitan dengan penggunaan bahan kimia
( Anggorodi.1995).
Energi bruto adalah energi kasar yang panas yang dihasilkan oleh satu bahan yang di hasilkan oleh satu bahan yang di bakar secara sempirna dalam Bomb calorimeter yang hasil akhirnya CO2, H2O,dan panas.
Bahan makanan yang memiliki energi bruto tinggi belum tentu bisa menghasilkan energi yang cukup untuk keperluan ternak karena tergantung dari daya cerna ternak tersebut (Gultom. S, 1988).
Sebelum sampel dimasukkan kedalam cawan bomb kalorimeter sampel dibentuk pelet dahulu kemudian ditimbang agar mudah untuk menghitung energinya (Kenan 1980).
Energi kimia dapat di ukur dalam kaitannya dengan panas yang dinyatakan dengan kalori . satu kalori merupakan jumlah energi yang di hasilkan dan dapat diperlukan untuk menaikkan temperature (Anggorodi,1985).
Persentase energi yang terbuang melalui feses ternak dan sangat tergantung pada jenis bahan makanan yang di berikan pada ternak tersebut (Wiryosuharto,S,1985).
Suhu distabilkan setelah tabung bomb dimasukkan kedalam buchet dengan memutar tombol pemutar setelah lima menit( Kenan, 1980).
Untuk perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Prastio, 1993).
Jika semua gas yang di hasilkan dalam suatu proses pembakaran di tampung secara kuantitas, ternyata bobot abu di tambah bahan gas yang di hasilkan lebih berat di bandingakan dari bobot bahan semua (Wahju,juju,1985).
Proses penimbangan sampel yang telah di proses pada suhu tinggi akan didapatkan bahan yang terbakar setelah itu baru dapat di hitung energinya (Jhon. S, 1978).
Mencampur ransum
Karbohidrat berguna sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas tubuh, sehingga ayam bias berjalan, tahan terhadap tinggi, penyakit dan lain – lain. Didalam ransum karbohidrat diperlukan minimal 60 %, biasanya ayam tak pernah kekurangan unsure karbohidrat, sebab sebagian besar ransum mengandung kurang lebih 75 % unsur tersebut . Sumber karbohidrat terutama makanan berbutir seperti jagung. Jagung sampai saat ini merupakan butir-butiran yang paling banyak di gunakan dalam ransum unggas di Indonesia. Jagung mempunyai energi metabolisme tertinggi di antara biji-bijian lainnya. Di samping mengandung energi atau karbohidrat, jagung juga mengandung protein. Proteinnya bervariasi dari mulai sedikit dibawah 5%-10%, nilai rataannya adalah 8,7% (Aak,1984).
Jagung sebagai Sumber energi dalam ransum unggas mempunyai keuntungan-keuntungan khusus sebagai tambahan dari kandungan energi yang tinggi, Jagung kuning merupakan sumber pigmen xanthofil yang menimbulkan warna kuning pada kaki dan kulit ayam broiler dan kuning telur ( Tillman Allen D, 1989 ).
Formulasi ransum adalah proses dimana berbagi macam bahan bahan makanan dikombinasikan dalam proporsi yang esensial untuk ternak dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fase produksinya (Retnowati , 1999 ).
Diantara bahan pakan sumber protein tepung ikan merupakan bahan pakan yang paling baik dan superior dibandingkan dengan yang lainnya (Nurhayati, et all, 2008).
Protein nabati meskipun kualitasnya lebih rendah dari protein hewani tetapi ada zat-zat dalam protein nabati yang tidak terdapat dalam protein hewani dalam bentuk prekusaor-prekusor vitamin (Anggorodi.R, 1997).
Ransum yang yang diformulasikan haruslah mendapat cukup palatable agar dapat meransang nafsu makan, karena apabila ransum yang dibuat ditolak oleh ternak maka dapat dikatakan ransum tersebut kurang baik. (Teja Kaswari, 2008).
Dalam mencampur ransum bahan-bahan yang dalam jumlah kecil dan bertekstur halus harus dicampur terlebih dahulu selanjutnya bahan-bahan pakan yang berjumlah besar dicampurkan ( Nurhayati, et.al. 2008)
Dua cara dalam mencampur ransum yang didasarkan pada jumlah ransum yang akan disusun. Dengan cara manual (jumlah ransum sedikit) dengan mesin pencampur “mixer” (jumlah Besar). (trobus.2008).
Bungkil kedele, ampas tahu ,merupakan bahan pakan sumber protein nabati yang lazim digunakan sebagai pakan ternak (Parrakkasi.a. 1995).
Bahan makanan yang dapt digunakan untuk menyusun ransum dapat dibedakan menjadi bahan makanan sumber energi, bahan makanan sumber protein, bahan makanan sumver lemak, dan minyak, feed additif, enzymes, dan pemacu pertumbuhan (Nurhayati, 2008).
Bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan pakan yangkandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih mudah dimetabolisme daripada energi yang berasal dari lemak (Tobing.L.R, 1995).
Bahan pakan sumber energi antaralain jagung, sorghum, beras, dedak padi, hijauan, serta minyak yang merupakan sumber energi yang berasal dari lemak yang berbentuk cairan (Anggorodi.R, 1997).
Dedak padi atau sekam padi merupakan hasil ikutan bahan penggiling beras yang masih bisa dimanfaat sebagai bahan pakan sumber energi yang berbentuk bubuk (tepung) (Trobos, 2007).
Bahan-bahan pakan sumber mineral antara lain tepung tulang, tepung kulit kerang, mineral supplement (Hendaka, et al. 2008).
Bahan-bahan sumber vitamin lebih banyak dalam bentuk teblet atau bubuk yang diproduksi secara modern oleh indutri-iondustri bidang peternakan (Trobos, 2008).
Bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hala yang sulit untuk dipastikan yaitu bau (Parrakkasi.A. 1995).
Hijauan merupakan bahan pakan utama ternak rumanisia yang merupakan sumber energi yang diperoleh dari pencernaan serat (Parrakkasi.A. 1995).
Bahan pakan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan memiliki kadar protein dan kadar energi yang cukup tinggi (Irfan anshory,1997).
Pemberian ransum pada ternak adalah untuk menyediakan bahan makanan yang dibutuhkan ternak sehinggga dapat menghasilkan daging, susu dan telur yang menguntungkan bagi peternak (Sutresna Nana, 1995 )..
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang superior yang mempunyai kadar protei paling tinggi dari bahan pakan lainnya. (Parning, Mika dan marlan, 2000)
|
Bungkil kelepa merupakan salah satu sumber protein tersediayang penting dan kandunngan proteinnya tidak tingi rata-rata 20% dari kandungan energinya (Parning. M, 2000 ).
Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan dalam penyusunan ransum ayam sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino disamping unsur-unsur mineral dan vitamin-vitamin ( Keenan ,1990 ).
Kelebian lemak yang terlampau tinggi akan menimbulkan efek negatife antara laian lemak yang tertimbun disekitar ovarim akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun dan kelebihan ini akan sia-sia sebab akan hilang terbuang karena tidak bisa di cerna ( Anshory. i,1997 ).
Dedak lunteh merupakan hasil ikutan penumbukan padi dengan kandungan protein sekitar 9,5%, dedak lunteh kaya akan thiamindan kandungan niasinnya sangat tinggi ( Tillman,Allen D, 1989 ).
Dedak kasar terdiri dari pecahan-pecahan kulit gabah sebagai bahan makanan, mempunyai nilai sangat rendah, kadar proteinnya relative rendah yaitu 3,2% dan daya cernanya juga rendah ( Rasya .M, 1995 ).
Mineral berguna untuk keperluan pertumbuhan, pembentukan tulang, berproduksi,membantu metebolisme ( Anshory I ,1997 ).
Pemberian garam pada ransum dapat merangsang sekresi saliva, gejala defisiensi garam yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar, makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produsi menurun dan berat badan juga menurun ( Wahyu ,Juju 1985 ).
Tepung tulang merupakan sumber kalsium dan fosfor yang baik akan tetapi protein dalam tepung tulang yang di kukus sangat rendah mutunya karena kandungan gelatinnya sangat tinggi ( R. Anggorodi ,1985 ).
Bungkil kelapa merupakan salah satu sumber lemak, penggunaan lemak dalam ransum unggas dapat memberikan keuntungan yaitu akan melenyapkan berdebunya ransum, menaikan nilai energi sampai pada tingkatan yang tidak tercapai, bila menggunakan makanan biasa terutama butiran-butiran ( Nurrahman .S, 1996).
Protein jagung dapat bervariasi dari mulai sedikit di bawah 5% - 10% nilai rata-ratnya adalah 5,7% (AAK , 1984 ).
Lubis (1963) membedakan dedak halus pabrik (luntah) dengan dedak hulus kampung. Dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dari pada lunteh ( Siregar .S, 1990 ).
Menentukan energi bruto dengan oksigeb bomb calorimeter
Bila dedak halus ( lunteh ) di pergunakan dalam unggas, harus di cegah terhadap kemungkinan terjadinya ketengikan autooksidatif. Kalau ketengikan ini terjadi dapat timbul penyakit encephalumalacia pada anak ayam. Lubis ( 1963 ) membedakan dedak halus (lunteh ) dengan dedak halus kampong, dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dari pada lunteh. ( Siregar .s, 1990 ).
Dedak kasar terdiri dari pecah – pecahan kulit gabah, sebagai bahan makanan, mempunyai nilai sangat rendah, kadar proteinnya relatife rendah yaitu 3.1 % dan daya cernanya juga rendah ( Rasya.M, 1995 ).
Zat lemak sebagai sumber energi adalah sangat efisien karena nilai energi lemak 2.25 lebih tinggi dari karbohidrat, namun demikian pemakaian zat lemak di dalam ransum perlu di batasi sekitar 5%, Sebab kelebihan lemak yang terlampau tinggi justru akan menimbulkan efek negatife, antara lain lemak yang tertimbun di sekitar ovarium akan mengganggu ovulasi, sehingga produksi telur akan menurun, dan kelebihan ini sia – sia sebab akan terbuang karena tidak bisa di cerna. ( Anshory.I, 1997 ).
Fungsi zat lemak adalah sebagai sumber energi, seperti halnya karbohidrat dan sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K. sumber lemak terdapat pada bahan seperti bungkil kelapa. Bungkil kelapa merupakan salah satu sumber lemak. Penggunaan lemak nya ransum serta menaikkan nilai energi sampai pada tingkatan yang tidak tercapai bila menggunakan makanan biasa terutama butir-butiran (Nurrohman S,1996 ).
Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas, karena bahan makanan tersebut semua asam-asam amino yang di butuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristimewa. Merupakan sumber lisin dan methionin yang baik. Tepung ikan merupakan salah satu bahan makanan dalam penyusunan ransum ayam sebagai sumber protein hewan atau asam-asam amino di samping unsure-unsur mineral dan vitamin-vitamin (Keenan,1980).
Mineral berguna untuk keperluan pertumbuhan, pembentukan tulang, bereproduksi, dan membantu metabolisme (Anshory,1997 ).
Garam dapur (NaCl) berguna untuk mengatur keseimbangan dalam elektrolit tubuh. Bila ayam kekurangan unsure ini akan berakibat nafsu makan menurun, kanibalisme, bulu nampak suram. Kebutuhan garam di dalam ransum 0,35%-0,5%. Pemberian garam pada ransum dapat merangsang sekresi saliva, gejala devesiansigaram yaitu nafsu makan hilang, bulu kasar, makan tanah, keadaan badan tidak sehat, produksi dan berat badan menurun.
(Wahju,juju,1985 ).
III. MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum bahan pakan dan formulasi ransum dilaksanakan dari 25 Novenber-27 Desember 2008. dari pukul 14.00-17.00. Bertempat di laboratorium nutrisi ternak gedung C fakultas peternakan universitas Jambi.
3.2. Materi
Analisis proksimat
Adapun materi yang digunakan pada praktikum analisis proksimat ini adalah H2SO4 pekat, H2SO4 0,3N, NaOH 40%, NaOH 0,3N, NaOH 1,5N, aseton, ampas tahu, dedak padi, tepung ikan bungkil kelapa, jagung, cawan porselen, eksikator oven 105 C,penjepit, neraca analitik, soxhlet, tanur, lemari asam, lnkubator, moisturetester, pinset, sarung tangan karet, kapas bebas lemak, kertas saring bebas lemak, batu didih, gelas ukur, biuret, destilator, labu destruksi, labu destilasi, gelas piala, corong bucner, pompa vacuum dan pemanas listrik.
Pengenalan bahan pakan
Adapaun alat dan bahan yang digunakan adalah bahan-bahan pakan yang telah ditentukan dan dipersiapkan antara lain rumput gajah, petai cina, batu bata giling, sekam padi, mengkudu, rumput raja, daun senduduk, rumput mutiara, serbuk kayu, ampas tahu, pohon nangka, rumpur benggala, tongkol jagung, sengon, tepung ikan, colopogonium, ubi kayu, daun cabe-cabe, tepung kerabang telur, padi, rumput sesaria, stylo santher, tepung tulang, tepung kulit kerang, serta obat-obatan.
Bomb calorimeter
Di dalam praktikum menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter, adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain : Unit Bomb Calorimeter, Tabung Oksigen, Termometer, Alat Pembuat Pellet, Kawat Platina, Larutan Methyl Orange dan Larutan Na2CO3.
3.3. Metoda
Analisis proksimat
Penentuan Kadar Air
Cawan porselan yang dicuci bersih, dikeringkan didalam oven selama + 1 jam dengan temperature 1050 C. Kemudian didinginkan didalam eksikator sekitar 10-20 menit dan ditimbang (C). Sampel ditimbang sebanyak 0,5-1 gram (D) dan dimasukan kedalam cawan porselan. Kemudian cawan dan sampel tersebut dikeringkandalam oven 1050 C selama + 12-16 jam. Cawan dan sampel (E) dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam eksikator selama 10-20 menit sampai diperoleh berat yang tetep.
Untuk menghitung kadar air tersebut digunakan rumus :
Kadar air (%X) = [berat cawan + m berat sampel] – berat cawan + sampel x 100 %
Berat sampel
= (C+D) – E x 100%
D
Penentuan Kadar Abu
Cawan porselan yang telah dicuci bersih di keringkan di dalam ovensekitar 1 jam pada temperature 1050 C. Kemudian didinginkan di dalam eksikator sekitar 10-20 menit dan ditimbang dengan teliti (F). sampel ditimbang dengan teliti sebanyak 3 gram untuk sampel hijauan atau 5 gram untuk sampel konsentrat (G) dan dimasukan kedalam cawan porselan. Pijarkan sampel yang terdapat dalam cawan porselen hingga tak berasap. Bakar cawan porselen berisi sampel dalam tanur bersuhu 6000C.
Selanjutnya sampel di biarkan terbakar selama 3-4 jam atau sampai warna berubah menjadi putih semua. Setelah sampel berwarna jadi putih, kemudian dinginkan dalam tanur pada suhu 1200c sebelum di pindahkan ke dalam eksikator. Setelah dingin di timbang dengan teliti (H).
Untuk menghitung kadar abu di gunakan rumus:
Kadar abu
Penentuan Protein Kasar
Sampel di timbang dengan teliti sejumlah 0,3 gram ( I )dan masukkan ke dalam labu destruksi dan ditambah kira-kira 0,2 gram katalis campuran dan 5 ml H2SO4 pekat. Campuran tersebut di panaskan dalam lemari asam, dan diperhatikan proses destruksi selama pemanasan agar tidak meluap. Destruksi dihentikan bila larutan sudah menjadi hijau terang atau jernih, lalu dinginkan dalam lemari asam. Selanjutnya larutan dimasukkan ke dalam labu destilasi dan diencerkan dengan 60 ml aquades dan dimasukkan beberapa buah batu didih. Ditambahkan pelan-pelan melalui dinding labu 20 ml NaOH 40% dan segera dihubungkan dengan destilator. Sulingan ( NH3 dan air ) ditangkap oleh labu erlemeyer yang berisi 25 ml H2SO4 0,3N dan 2 tetes indikator campuran (metylen red 0,1% dan bromcerol green 0,2% dalam alcohol). Penyulingan dilakukan hingga nitrogen dari cairan tersebut tertangkap oleh H2SO4 yang ada dalam erlemeyer (2/3 dari cairan yang ada pada labu destilasi menguap atau terjadi letupan-letupan kecil atau erlemeyer mencapai volume 75ml). labu erlemeyer berisi sulingan diambil dan dititer kembali dengan NaOH 0.3N ( J ). Perubahan dari warna biru ke hijau menandakan titik akhir titrasi dibandingkan dengan titer blanko ( K ).
Untuk menghitung protein kasar digunakan rumus :
Protein kasar (%)
Penentuan Lemak Kasar
Sampel ditimbang dengan teliti sebanyak 1 gram (L) dan dibungkus dengan kertas saring bebas lemak. Keringkan dalam oven 1050C selama 5 jam, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (M),Sampel dimasukkan dalam tabung ekstraksi soxhlet. Alat soxhlet diisi dengan pelarut lewat kondensor dengan corong. Alat pendingin dialirkan dan panas di hidupkan. Ekstraksi berlangsung selama 16 jam sampai pelarut pada alat soxhet terlihat jernih sampel di keluarkan dari alat soxhlet dan di keringkan dalam oven 1050c selama 5 jam, kemudian di dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (N).
Menghitung lemak kasar menggunakan rumus:
Lemak kasar (%) = M-N x 100 %
Penentuan serat kasar
Kertas saring hatman No 41 dikeringkan di dalam oven 105 OC selama 1 jam dan ditimbang (O). sampel ditimbang dengan teliti sebanyak 1 gram (P) dan dimasukkan dalam gelas piala. Ditambahkan 50 ml H2SO4 0,3 n dan didihkanselama 30 menit. Selama 30 menit didihkan tambahkan dengan cepat 50ml NaOH 1,5 N dan didihkan kembali selama 30 menit. Selanjutnya cairan disaring melalui kertas saring yang telah diketahui beratnya daalm corong buncer yang telah dihubungka dengan pompa vacuum. Kertas saring bersama residu dimasukkan dalam cawan porselinbersih dan kering oven. Cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven 105 OC sampai didapat berat yang konstan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (Q). sampel dipijarkan dalam cawan hingga tak berasap. Kemudian cawan bersama isinya dimasukkan dalam tanur 600 OC selam a 3-4 jam. Setelah isi cawan berubah menjadi abu yang berwarna putih, diangkat, didinginkan dn ditimbang (R).
Untuk menghitung serat kasar digunakan rumus.
Seart kasar (%) = Q-R-O x 100 %
P
Bahan Eksta Tanpa Nitrogen (BETN)
Kandungan bahan eksta tanpa nitrogen (BETN) ditentukan dengan mengurangi total kandungan zat makanan dalam bahan pakan dengan persentase air, abu, protein kasar, lemka kasar, dan seart kasar.
Rumus yang digunakan.
BETN (%) = 100 %- (% air + % abu + % Pk + % Lk + % Sk )
Pemgenalan bahan pakan
Adapaun cara kerja dari pengenalan bahan pakan yaitu perhatikan bahan pakan dengan seksama kemudian berikan spesifik-spesifik dari bahan pakan antara lain warna, bau, sebagai sumber apa, tekstur, bentuk dan gambarkan. (untuk hijauan).
Bomb calorimeter
Adapun cara kerja dari praktikum menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter Yaitu : sampel dalam bentuk pellet ditimbang 0,5–1 gram, kemudian dimasukkan kedalam cawan bomb dan disentuhkan kawat platina sepanjang 10 cm pada sampel dalam tabung bomb, terus diisi dengan oksigen sebanyak 25 atm. Tabung bomb dimasukkan kedalam buchet yang sudah diisi air sebanyak 2 liter kemudian ditulis, serta suhu distabilkan dengan memutar tombol pemutar selama 5 menit, setelah itu dicatat sebagai suhu awal. Sampel dibakar dengan menekan tombol pemutar pada alat Parr Ignation, biarkan temperatur naik sampai stabil (lebih kurang 5 menit), setelah itu suhu dicatat sebagai suhu akhir, kemudian buka calorimeter dan keluarkan tabung bomb dan buang oksigen dari bomb, lalu cuci bagian dalam tabung dan cawan bomb dengan menyemprotkan aquadest dan beri beberapa tetes larutan methyl orange. Titer dengan larutan Na2CO3 sampai berubah warna dan catat volume titrasi yang dipakai lalu kawat yang dibakar diukur dengan sekala dari kawat yang tidak terbakar.
Menentukan energi bruto dengan oksigeb bomb calorimeter
Beri beberapa tetes larutan methtl orange,titer dengan larutan Na2CO3 sampai Adapun metoda yang digunakan dalam menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter adalah smpel dalam bentuk pellet ditimbang 0,5-1,0 gr sampel dimasukan kedalam cawan bomb, kemudian disentuhkan kawat platina sepanjang 10cm pada sa,pel dalam tabung bomb dan diisi dengan oxygen sebanyak 25 atm, tabung bomb dimasukkan kedalam buchet yang sudah diisi air sebanyak 2 liter, kemudian tutup, suhu distabilkan dengan memutar tombol pemutar selama 5 menit, setelah itu dicatat sebagai suhu awal, sampel dibakar dengan menekan tombol pemutarpada alat parr iganation,biarkan temperature naik sampai stabil ( lebih kurang 5 menit ), setelah itu suhu dicatatsebagai suhu akhir, buka calorimeter, keluarkan tabung bomb dan buang oxygen dari bomb, cuci bagian dalam tabung dan cawan bomb dengan menyemprot aquadest dan berubah warna, catat volume titrasi yang terpakai, kawat yang terbakar diukur dengan akala dari kawat yang tidak terbakar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis proksimat
1. Penentuan kadar air
Setelah dilakukan praktikum hasil yang didapat dari penentuan kadar air dari berbagai sumber bahan pakan hasilnya sebagai berikut.
Tabel 1. penentuan kadar air
Bahan pakan | Kadar air % |
Dedak padi Jagung Bungkil kelapa Ampas tahu Tepung ikan | 9,504 12,9845 9,8008 23,0470 15,3750 |
Dari table diatas dapat dilihat bahwa kadar air yang paling tinggi adalah dari bahan pakan ampas tahu. Disini terlihat bahwa sample ampas tahu mengandung kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan sample yang lain. Hal ini sesuai panadapat Ager, Lehman (1989) menyatakan bahwa metode pengeringan untuk determinasi bahan kering pakan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, pengeringan temperature rendah, peneringan temperature tinggii, dan pengeringan beku, namun yang biasa dilakukan adalah pengeringan dengan temperature tinggi dengan menggunakan oven pada usaha 105 C.
2. Penentuan kadar abu
Dari praktikum penentuan kadar abu didapat hasil sebagai berikut.
Table 2. penentuan kadar abu
Bahan pakan | Kadar abu % |
Dedak padi Jagung Bungkil kelapa Ampas tahu Tepung ikan | 13,6145 1,7250 4,9700 2,2872 22,6900 |
Dari data diatas terlihat bahwa kadar abu yang paling tinggi dari sumber pakan tepung ikan. Hal ini disebabkan karena tepung ikan yang kita gunakan ketika sample tersenut dimasukkan dalam tanur 3-4 jam dan sample tersebut hangus dan yang tinggal hanya abu. Hal ini sesuai dengan pendapat Carpenter, (1986) menyatakan bahwa komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting. Karena abu mengalami pembakaran sehimgga tidak menghasilkan energi, jumlah abu dalam pakan hanya penting untuk menentukan bahan ekstra tanpa nitrogen.
3. Penentuan kadar protein
Dari praktikum penentuan kadar protein didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 3. penentuan kadar protein
Bahan pakan | Kadar protein % |
Dedak padi Jagung Bungkil kelapa Ampas tahu Tepung ikan | 16,5863 6,98760 6,1050 12,2255 1,7494 |
Dari sample diatas terlihat bahwa kadar protein yang paling tinggi adalah pada sample pakan dedak padi. Hal ini menunjukkan bahwa dedak padi sangat cocok digunakan sebagai sumber bahan pakan ternak Karen amemilki kadar protein yang tinggi. Ini sesuai dengan pendapat Sutardi, (1969) menyatakan protein bahan makanan dalam analisis proksimat di analisis dengan menggunakan metode Jendhal yang mengasumsikan bahwa semua nitrogen bahan makanan berasal dari protein dan semua protein bahan makanan mengandung N sebanyak 16%.
4. Penentuan lemak kasar
Dari praktikum penentuan lemak kasar didapat hasil sebagai berikut 25,1199%. Maynard, (1979) menyatakan dalam analisi proksimat kadar lemak ditentukan dengan mengekstra sample bahan makanan dalam pelarut organik,. Kemudian diuapkan shingga sample mongering bobot yang tertinggal adalah berat sample bahan makanan.
5. penentuan serat kasar
Dari praktikum penentuan serat kasar didapat hasil sebagai berikut 15,5406. Serat dari sample yang digunakan terlalu tinggi sehingga jika dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah yang banyak maka pakan tersebut akan sulit dicerna oleh ternak.
Pengenalan bahan pakan
Pakan Sumber Protein
4.1 Tabel Bahan Pakan Sumber Protein
No | Bahan Pakan | Bentuk Fisik | Tekstur | Warna | Bau |
1 2 3 | Tepung ikan Ampas tahu - | Bubuk Bubuk - | Halus Kasar - | Abu kehitam-hitaman Agak-agak putih | Bau amis atau bau ikan Apek/ bau tahu |
Dari tabel diatas bahan pakan sumber protein hewani hanya ada satu yaitu tepung ikan. Tepung ikan merupakan bahan pakan sumber protein hewani yang mudah didapat btetapi merupakan bahan pakan yang penting karena mempunyai kandungan protein yang lebih baik daripada sumber protein yang berasal dari nabati. Hal ini sesuai dengan teori Nurhayati (2008) yang menyatakan tepung ikan merupakan bahan pakan sumber protein yang paling baik dibandingkan dengan bahan yang lainnya.
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa ampas tahu merupakan sumber protein nabatai yang sering digunakan dalam ransum ternbak terutama ruminansia. Hal ini seuaia dengan teori Parrakkasi.A. (1995) yang menyatakan bahwa bungkil kedele, ampas tahu merupakan bahan pakan sumber protein nabati yang lazim digunakan sebagai pakan ternak.
Pakan Sumber Energi
4.2 Tabel Bahan Pakan Sumber Energi
No | Bahan Pakan | Bentuk Fisik | Warna | Bau | Keterangan |
1 2 3 4 | Padi (oryza sativa) Ubi kayu (manihot Uttilisima) Sekam padi Tongkol jagung (zea mays) | Butiran lonjong Tepung pati dalam bentuk umbi Serbuk Berbentuk tongkol | Putih Putih Kecoklatan Putih kekuningan | Bau beras Bau khas ubi kayu Bau gabah Bau jagung | Hasil utama Hasil utama Hasil ikutan Limbah pertanian |
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa padi, ubi kayu, sekam padi, dan tongkol jagung merupakan bahan-bahan pakan sumber nergi selain jagung atau sorghum. Padi bahan pakan sumber energi yang cukup mahal disamping itu padi merupaan bahan pakan pokok manusia sehingga jarang atau tidak pernah digunakan sebagai bahan pakan ternak kecuali yang berkualiyas yaitu pecahan-pecahan besar dari penggilingan.
Padi, ubi kayu, sekam padi dan tongkol jagung merupakan sumber energi yang utama karena kandungan karbohidratnya. Hal ini sesuai dengan teori Tobing L.R (1991) yang menyatakan bahwa bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan pakan yang kandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih mudah ditebolisme daripada energi yang berasal dari lemak.
Untuk dedak padi/ sekam padi walaupun hasil ikutan dari penggilingan beras akan tetapi masih bisa dimanfaatkan sebagai sumber berenergi. Hal ini sesuai dengan teori Trobos (2007) yang menyatakan dedak padi atau sekam padi merupakan hasil ikutan dari penggilingan beras yang masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber energi, yang berbentuk bubuk/ serbuk.
Pakan Sumber Mineral
4.3 Tabel Bahan Pakan Sumber Mineral
No | Bahan Pakan | Bentuk Fisik | Warna | Bau |
1 2 3 | Tepung tulang Tepung kerabang telur Tepung kulit kerang | Tepung (bubuk) halus Tepung (bubuk) halus Bubuk kasar | Abu-abuan Putih agak-agak abu Putih keabu-abuan | Bau tulang Bau kerabang telur Bau amis (kulit kerang) |
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kandungan dari tulang, kerabang telur, kulit karang adalah cadanp sehingga jika dibuat tepung dan dicampukan kedalam ransum akan berperan sebagai sumber mineral.
Tepung tulang, tepung kerabang telur, tepung kulit kerang merupakan bahan pakan sumber mineral yang sering digunakan dalam ransum ternak. Hal ini sesuai dengan teori Handaka (2008) yaitu bahan-bahan pakan sumber mineral antara lain tepung tulang, tepung kulit kerang, mineral supplement.
Warna dari 3 macam bahan pakan sumber mineral hampir sama yaitu abu-abu karena mineral merupakan bahan anorganik yang merupakan abu, setelah melalui proses pembakaran dalam tanur.
Pakan Sumber Vitamin dan Mineral
4.4 Tabel Pakan Sumber Vitamin dan Obat Hewan
1 | Nama Obat : Terra-Chlor |
| Kegunaan 1. Mengatasi Korisa (Pilek) 2. Kolera (berak hijau) 3. Pullorum (berak kapur) 4. CRD (ngorok) |
| Bentuk : Kapsul dalamnya bubuk Warna : Kapsul = Merah Bubuk = Kuning |
| Cara pemakaian = < 4 minggu = 1 x ½ isi kapsul per hari 4 -8 minggu = 2 x ½ isi kapsul per hari > 8 minggu = sehari 2 x 1 kapsul |
| Kandungan Bahan : Tetra (Lyne, HCl, Erythromyan, Vit B1, B2, B12, C, potassium chlorida, sodium sulfate. |
| Produsen = Medium - Bandung |
| |
2 | Nama Obat : Egg Stimulani |
| Kegunaan : 1. Mempercepat tercapainya produksi telur yang maksimal 2. Mencegah kemerosotran produksi telur saat terserang penyakit. Stress. 3. Mempercepat proses penyembuhan penyakit |
| Bentuk = bubuk Warna = orange |
| Cara pemakaian : 1 gram tiap 2 liter air minum atau 1 sedok platik putih tiap satu liter air minum. |
| Kandungan Bahan : Bacitracin MD, Vit (A, D3, E, K3, B1, B2, B6, B12), Ca-D-Pantotthenate, nicotine acid, folie acid. |
| Produsen = Medion - Bandung |
| |
3 | Nama Obat = Vita Chicks |
| Kegunaan : 1. Mempercepat pertumbuhan dan mengurangi angka kematian 2. Mengatasi Stress 3. Mencegah kekurangan vitamin |
| Bentuk = bubuk Warna = orange |
| Cara pemakaian : Umur 0-2 minggu setiap hari takaran A 3-4 minggu setiap hri takaran B 5 – dewasa selama gangguan takaran A |
| Kandungan bahan : Bacitracin MD, Vit (A, D3, E, K3, B1, B2, B6, B12, C), nicotine acid, Ca-D-Pantotthenate |
| Produsen = Medion-Bandung |
| |
4 | Nama Obat : Neo Bro |
| kegunaan : 1. Mempercepat pertumbuhan broiler 2. Mengurangi angka kematian 3. Meningkatkan efisiensi penggunaan ransum |
| Bentuk = bubuk Warna = orange |
| Cara pemakaian : Umur 0-6 minggu : 1 gram tiap 2 liter air minum atau 1 gram tiap kg ransum 6-9 minggu : 1 gram tiap 3 liter air minum atau 1 gram tiap 1,5 kg ransum |
| Kandungan bahan : Methionin, sodium salycylate, Vit (A, D3, E, K3, B1, B2, B6, B12, C), Ca-D-Pantotthenate, nicotinamide, zine, mangahere, magnesium, copper, cobait |
| Produsen = Medion – Bandung |
| |
5 | Nama Obat : Cacing Exitor |
| Kegunaan : 1. Menjaga kesehatan dan supaya produksi telur tetap tinggi 2. Untuk ayam terlihat lesu, pucat, mudah terserang penyakit dan produksi telur turun karena cacingan |
| Bentuk = kapsul – bubuk Warna = ungu |
| Cara pemakaian : Ayam umur 4-6 minggu 1 kapsul dicampur ke dalam minuman |
| Kandungan bahan : piperazine citrate |
| Produsen = Medion – Bandung |
| |
6 | Nama Obat : Turbo |
| Kegunaan : 1. Meningkatkan dan memperpanjang masa produksi telur 2. Menambah kesuburan 3. Mencegah penyakit akibat kekurangan vitamin 4. Mencegah stress |
| Bentuk = bubuk Warna = kuning |
| Cara pemakaian : 5 gram tiap 1 liter air minum, kemudian jika dicampur dengan ransum 2 kg ransum |
| Kandungan : Vit (A, D3, , K3, E, B1, B2, B6, B12, C), methione, lysine, folie acid, Ca-D Pantot thenate, nocitinamida |
| Produsen = Medion – Bandung |
| |
7 | Nama Obat : Trimezyn-S |
| Kegunaan : 1. Untuk mengatasi korisa 2. Coli bacilsosis 3. CRD 4. Kolera 5. Pullorum |
| Bentuk = bubuk Warna = Kuning |
| Cara pemakaian : Tiap 1 gram untuk 1-2 liter air minum, diberikan selama 3-5 hari berturut-turut. |
| Kandungan bahan : sel faisazine, trime throprim |
| Produsen = Medion-Bandung |
| |
8 | Nama Obat = Coxy |
| Kegunaan : Untuk mengobati Koksidiosis dan Kolera |
| Cara pemakaian : - Konsidiosis => 5 gram tiap 1 liter air minum, pemberian secara 3-2-3, 3 hari dengan obat, 2 hari tanpa obat dan 3 hari lagi dengan obat. - Koleras =. 3,75 gram tiap 1 liter air minum diberikan selama 6 hari berturut-turut. |
| Bentuk = bubuk Warna = merah |
| Kandungan bahan = sosium sulfa quino xaline, vit (A,K) |
| Produsen = Medion – Bandung |
| |
9 | Nama Obat : Vita Stress |
| Kegunaan = Untuk menatasi stress pada ternak |
| Bentuk = bubuk Warna = kuning |
| Cara pemakaian = dicampur kedalam air minum |
| Kandungan = Vit (A, D3, , K3, E, B1, B2, B6, B12, C), methionin, Ca-D Pantot thenate, nocitinamida |
| Produsen = Medion - Bandung |
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa hampir dari semua obat-obatan berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan, memperpanjang masa produksi telur, mengobati serangan penyakit, dll. Hal ini sesuai dengan pernyataan Trobos (2008) yaitu untuk mengatasi masalah-masalah pada ternak antara lain menpercepat pertumbuhan, memperpanjang masa prosukdi telur, mengobatai/ mencegah serangan penyakit. Sebaiknya ternak diberikan obat-obatan, yang diprosukdi industri obat-obatan dan vitamin supplement.
Bahan Palsuan
4.5 Tabel Bahan Pakan Palsuan
No | Bahan Pakan | Warna | Bentuk | Dicampur pada BP |
1 2 | Batu bata giling Serbuk gergaji kayu | Merah bata Kuning kecoklatan | Bubuk halus Bubuk halus | Ransum unggas Ransum ruminansia |
Dari tabel diatas da[at dijelaskan bahwa batu bata geling dan serbuk gergaji kayu jika dilihat terkstur dan warnannya akan mirip dengan bahan pakn musalanya serbuk gergaji kayu mirip dengan dedak padi, kemiripan inilah bahan pakan tersebut dicampurkan kedalam ransum. Akan tetapi ada hal yang sulit untuk dipalsukan yaitu bau yang pasti berbeda, hal ini sesuai dengan teori Parrakkasi. A. (1999) yang menyatakan bahwa bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur, hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hal yang sulit untuk dipalsukan yaitu bau.
Hijauan Tanaman Pakan
4.6 Tabel Hijauan Tanaman Pakan
Nama Hijauan | Gambar | Nama hijauan | gambar |
Pennisetum Purpureum (Rumput Gajah) Leucaena Leucocephala (Petai Cina) Pennisetum Purpopoides (Rumput Raja) Daun Senduduk Pohon Nangka Stylosanthes Humilis (Legum Stylo) | | Panicum Maximum (Rumput benggala) Albizzia Valcatania (Sengon) Calopogonium muconoides (Legum Colopo) Daun Cabe-cabe Setarai anceps (Rumput Setaria) Rumput Mutiara | |
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa rumput gajah, rumput raja, penicium maximum, setaria, daun nangka, dll meupakan hijauan makanan ternak ruminansia yang dalam proses pencernaan dan metabolisme akan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk hidup pokok, produksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Parrakkasi a (1995) yang menyatakan bahwa hijauan merupakan bahan pakn utama ternak ruminansia yang merupakan sumber energi yang diperoleh dan pencernaan serat.
Bomb calorimeter
Untuk mempermudah mengetahui nilai energi bruto praktikan menggunakan beberapa bahan sampel seperti dedak, bungkil kelapa, rumput gajah, jagung giling yang kemudia dicetak berbentuk pellet dengan menggunakan pellet press dan diukur dengan timbangan analitik dengan kisaran 0,5-1 gram. Selajutnya ditentukan energinya dengan menggunakan unit bomb kalorimeter. Hal ini sesuai dengan pendapat Anshory(1984) bahwa Sebelum sampel dimasukkan kedalam cawan bomb kalorimeter sampel dibentuk pelet dahulu kemudian ditimbang, agar mudah untuk menghitung energinya.
Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan energi bruto pada sampel bahan pakan:
Energi (Kal/gram) = (TA – TM) x W – E1 – E2
Berat sampel x % BK
Oleh karena itu, dalam memperoleh hasil energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang digunakan dalam pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal, suhu akhir, berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan. Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 1997).
Adapun hasil dari praktikum menentukan energi bruto dengan oksigen bom kalori yaitu sebagai berikut:
Penentuan Energi Bruto Jagung kelompok bobit (A1)
Energi bruto = 51,528 kkal/kg
Penentuan Energi Bruto Bungkil Kelapa kelompok andre
Energi bruto = 7796,98 kkal/kg
Penentuan Energi Bruto Rumput Raja kelompok endi
Energi bruto = 6,21684 kkal/kg
Hasil diatas sesuai dengan pendapat Soedarno (1997) yang menyatakan bahwa pada setiap bahan pakan yang diberikan pada ternak terdapat energi, yang mana energi tersebut sangat berpengaruh pada kebutuhan ternak. Bahan sampel yang ditentukan Energi brutonya dengan menggunakan oksigen bom kalorimeter mengalami perubahan secara kimiawi.
Menurut Sondjya (1998) yang menyatakan bahwa dalam penetapan energi terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Kadar bahan kering (BK) pada masing-masing bahan yang digunakan dalam menentukan energi bruto ini bernilai kecil. Hal ini dikarenakan kandungan air pada bahan pakan tersebut berjumlah lebih dominant atau besar dibangkan dengan kadar airnya.
Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap hasil dari peolehan energi bruto itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Soeradji (1995), bahwa tiap bahan makanan selalu mengandung air, makanan hiajuan selalu mengandung air kurang lebih 75-90%, sedangkan makanan yang nampak kering masih mengandung air kira-kira 10%.
Dari hasil perhitungan didapat bahwa bungkil kelapa mempunyai kandungan energi bruto yang cukup besar dikarenakan kandungan energi lemak banyak yang masih tertinggal masih cukup banyak akan meningkatkan energi bruto.
Sehingga menyebabkan kandungan lemak yang terdapat pada bungkil kelapa yang mempunyai energi bruto juga akan meningkat. Hal ini sesuai dengan teori Ucoep Haroen. Et.al. (2008) yang menyatakan bahwa Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan juga mengandung lemak memiliki kandungan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan bahan makanan yang kandungan lemaknya sedikit.
Untuk lebih memahami secara jelas perhitungan dari kandungan energi bruto pada masing-masing bahan pakan perhatikan tabel di bawah ini:
Tab.1. Kandungan Energi Bruto Dalam Bahan Pakan
No | Bahan pakan | Berat sampel (grm) | TA ( 0C) | TM ( 0C) | E1 (Ml) | E2 | BK (%) | E (kkal/kg) |
1 2 3 | Bungkil Kelapa Rumput raja Jagung | 0,6921 0,6735 0,5641 | 30,4 31,4 31,4 | 29,2 30 30,4 | 19 1,8 2,5 | 2 17 18 | 0.9020 0,8455 87,02 | 7796,98 6216,84 51,528 |
|
Hasil yang didapat dari praktikum menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimter yang telah dilaksanakan adalah :
Tabel 1
Kel | Hasil Yang Di Peroleh | ||||||||
Bahan Makanan | B. sampel | Ta oC | Tm oC | W kal | E1 ML | E2 Kal | BK | Hasil (kkal/gram) | |
1 | Dedak Padi | 0,7635 | 29,7 | 28,4 | 2549,9 | 2,7 | 17 | 0,93 | 4632,76 |
3 | Rumput | 0,8654 | 32,4 | 31,3 | 2549,9 | 4,0 | 18 | 0,84 | 3809,16 |
4 | Jagung | 0,8617 | 33,2 | 31,8 | 2549,9 | 3,3 | 17 | 0,87 | 4721,92 |
5 | Bungkil kelapa | 0,8784 | 31,4 | 29,8 | 2549,9 | 4,8 | 20 | 0,87 | 5316 |
Dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil energi bruto pada bahan makanan yang digunakan didapatkan hasil energinya berbeda–beda sesuai dengan pendapat Gultom. S, (1988) menyatakan bahwa bahan makanan yang memiliki energi bruto tinggi belum tentu bisa menghasilkan energi yang cukup untuk keperluan ternak karena tergantung dari daya cerna ternak tersebut.
Jagung memiliki energi bruto yang tinggi karena mengandung karbohidrat sedangkan rumput sangat kecil karena tidak mengandung zat makanan hal ini tidak sesuai dengan pendapat Jhon. S, (1978) menyatakan bahwa proses penimbangan sampel yang telah di proses pada suhu tinggi akan didapatkan bahan yang terbakar setelah itu baru dapat di hitung energinya.
Hal ini tidak sependapat dengan pendapat Kenan, (1980) ) yang menyatakan pengukuran energi bruto untuk protein menghasilkan nilai yang lebih besardari pada karbohudrat tetapi hasil pembakaran didalam tubuh ternak nilai energi asal protein sama dengan energi karbohidrat.
Mencampur Ransum
Di dalam praktikum formulasi ransum adapun hasil yang diperoleh yaitu kita bisa mencampur ransum secara homogen dan mengetahui berapa formulasi ransum yang akan disusun serta mengetahui juga bahan mana yang mengandung banyak zat yang dibutuhkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhayati, (2008) Bahan makanan yang dapat digunakan untuk menyusun ransum dapat dibedakan menjadi bahan makanan sumber energi, bahan makanan sumber protein, bahan makanan sumber lemak, dan minyak, feed additif, enzymes, dan pemacu pertumbuhan.
Untuk lebih memahami bahan pakan yang akan di formulasi ransum perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel. 1. Formulasi ransum bahan pakan dengan mengetahuai penggunaannya melalui metode coba-coba.
No | Bhan Pakan | (%) | Jumlah Pemakaian |
1 | Jagung | 20% | 100 Gram |
2 | Dedak Padi | 10% | 50 Gram |
3 | Bungkil Kelapa | 40% | 200 Gram |
4 | Tepung Ikan | 25% | 125 Gram |
5 | Premix | 4% | 20 Gram |
6 | Minyak Sawit | 1% | 5 Gram |
* | Total | 100 | 500 Gram |
Hasil yang diperoleh dari pratikum ini yaitu kita bisa mencampur ransum secara homogen dan mengetahui berapa formulasi ransum yang akan disusun d.n berapa kebuthan agar mendaatkan jumlah zat yang terdapat dalam bahan sebagai palatable. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Teja Kaswari (2008). Yang menyatakan bahwa Ransum yang yang diformulasikan haruslah mendapat cukup palatable agar dapat meransang nafsu makan, karena apabila ransum yang dibuat ditolak oleh ternak maka dapat dikatakan ransum tersebut kurang baik.
Bahan yang digunakan dalam mencampur ransum terdiri dari sumber protein, energi, dan mineral sehingga akan mempengaruhi kebutuhan tenak itu senderi.
A. Bahan Pakan Nabati
Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-daunan yang suka dimakan oleh ternak.
Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan protein tinggi seperti bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan. Dan tentu saja kaya akan energi seperti jagung.
1. Dedak halus
Dedak sebagai limbah penggilingan padi banyak terdapat di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil padi. Pada saat musim panen, dedak mudah diperoleh dan murah harganya.
Dedak sebagai bahan pakan ternak luas penggunaannya, dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Dedak halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak halus pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak halus pabrik mengandung protein 13,6%.
Sedangkan kandungan lemaknya tinggi, sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih 12%. Oleh karena itu penggunaan dedak halus dalam pakan ternak khususnya ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%. Bila beras yang sudah putih digiling kembali, maka akan didapatkan limbah berupa bekatul dengan kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat juga digunakan sebagai bahan pakan ayam buras.
2. Jagung
Jagung sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (sekitar 9,4%), tetapi kandungan energi metabolismenya tinggi. (3430 kkal/kg). Oleh karena itu jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah (sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung kuning mengandung pigmen karoten yang disebut "xanthophyl". Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.
3. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa dapat digunakan sebagai pakan lemak. Indonesia kaya akan pohon kelapa dan banyak mendirikan pabrik minyak goreng, sehingga bungkil kelapa banyak tersedia kandungan protein cukup tinggi
sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa ini miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Oleh karena itu penggunaan dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, sedang kekurangan Cysine dan Histidin dapat dipenuhi dari tepung itu atau Cysine buatan pabrik. Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, ada coklat tua ada coklat muda (coklat terang) sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang inilah yang kita pilih. Bungkil Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-hati dalam menyimpan, menurut pendapat dari Irfan anshory, (1997). Bahan pakan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan memiliki kadar protein dan kadar energi yang cukup tinggi.
B. Bahan Pakan Hewani.
Bahan pakan asal hewan ini umumnya merupakan limbah industri, sehingga sifatnya memanfaatkan limbah. Bahan pakan hewani yang biasa digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang dan tepung kerang. Beberapa bahan pakan hewan yang lain adalah cacing, serangga, ulat dll. Bahan-bahan pakan ini ditemukan ayam yang dipelihara secara intensif, cacing, serangga dan lain-lain tidak diberikan. Tetapi bekicotyang banyak didapat di musim hujan, sudah mulai diternakkan, merupakan bahan pakan alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.
1. Tepung Ikan.
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya. Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%. Menurut pendapat dari Parning, Mika dan marlan, (2000) menyatakan bahwa tepung ikan merupakan bahan pakan yang superior yang mempunyai kadar protei paling tinggi dari bahan pakan lainnya.
Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang sangat baik ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%. Di Indonesia, tepung ikan ada beberapa macam baik produk lokal maupun import dengan kualitas yang beragam. Dengan kondisi ini peternak disarankan membeli tepung ikan dari penjual yang terpercaya dan sudah biasa menjual tepung ikan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sutresna Nana ( 1995 ). Yang menyatakan bahwa Pemberian ransum pada ternak adalah untuk menyediakan bahan makanan yang dibutuhkan ternak sehinggga dapat menghasilkan daging, susu dan telur yang menguntungkan bagi peternak
Untuk memenuhi komposisi formulasi ransum yang apabila dikombinasikan akan mendapatkan hasil yang sempurna atau esensial sehingga dapat memenuhi kebutuhan ternak tersebut hal ini sesuai dengan pendapat dari Retnowati ( 1999 ). Formulasi ransum adalah proses dimana berbagi macam bahan bahan makanan dikombinasikan dalam proporsi yang esensial untuk ternak dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fase produksinya .
\
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dalam praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum ini dapat ditarik suatu kesimpulan yang mana dalam pengenalan bahan pakan ada beberapa komponen yang perlu diketahui antara lain bahan-bahan pakan yang digunakan mempunyai kandungan utama yang berbeda-beda dari setiap jenis bahan pakan yang dikenalkan atau dibawa saat paraktikum. Masing-masing bahan pakan terdapat sumber protein (hewani dan nabati), sumber energi, sumber mineral, dan sebagainya.
Kebanyakan obat-obatan hewan dan sumber vitamin bukan berasal dari alami akan tetapi lebih banyak campuran bahan/zat kimia yang berasal dari hasil olahan industri obat-obatan ternak.
Kesimpulan dari praktikum bahan pakan fornulasi ransum adalah kadar air yang paling tinggi dari sample pakan ternak adalah ampas tahu, dalam penentuan kadar abu yang paling tinggi kadar abunya sample pakan tepung ikan, dalam penentuan kadar protein kasar, kadar protein yang paling tinggi dedak padi, dalam penentuan lamak kasar tepung ikan yang paling tinggi, dalam penentuan serat kasar dadek padi yang paling tinggi, Dari hasil praktikum pengenalan bahan pakan dari bahan-bahan pakan yang digunakan mempunyai kandungan utama yang berbda-beda seperti semua jenis bahan pakan. Sebagai sumber protein (hewani dan nabati), sumber energi, sumber mineral, dan sebagainya, kebanyakan obat-obatan hewan dan sumber vitamin bukan berasal dari alami akan tetapi lebih banyak yang berasal dari hasil olahan industrinoabat-obatan ternak, energi yang dihasilkan berbeda-beda karena komposisi dari setiap sampel berbeda.
Dari hasil praktikum yang di peroleh dari penentuan energi bruto dengan oksigen bomb kalorimeter dapat disimpulkan bahwa setiap masing – masing bahan kering (tepung jagung, dedak padi, bungkil kelapa, rumput raja) mempunyai nilai yang berbeda. Hal ini dapat dibuktikan setelah di lakukan praktikum, yang di lakukan selama kurang lebih 4 jam. Dalam penetapan energi ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan di ukur jumlah panas yang di hasilkan.
Dari praktikum Formulasi Ransum dan Mencampur Ransum dapat disimpulkan bahwa dalam pencampuran ransum bahan-bahan yang terlebih dahulu dicampurkan adalah bahan yang halus/ kecil harus dicampur terlebih dahulu hingga homogen maka selanjutnya bahan – bahan yang berjumlah lebih besar.
Adapun metode yang digunakan dalam menyusun ransum ini antara lain yaitu metode trial and error method. Sedangkan di dalam mencampur ransum itu sendiri dapat menggunakan sumber protein, sumber energi, sumber mineral dan sumber yang lainnnya yang dapat menunjang terbentuknya ransum.
Saran
Demikian laporan ini, kepada pembaca agar dapat dijadikan pedoman untuk melakukan kegiatan yang sama. Akan tetapi laporn ini bukanlah sempurna untuk itu kiranya pemnaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan laporan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. R. 1997. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Anshory Irfan , 1984. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Jakarta : Erlangga.
Aris. A. 1983. Kriteria Pakan Berkualitas. Universitas Indonesiaa Press. Jakarta.
Dwidjo. J. P.1997. Teknik Penyusunan Ransum. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gultom S. 1988. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. LUW-Universitas Brawijaya Animal Husbandri Project.
Hendalia, et.al. 2008. Biokimia Nutrisi. Fapet UNJA. Jambi.
Jamestown, 1997. Theory and Practice Penambol Books Armidale. NSW. Australia.
John Siregar. 1978. Introduction Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Mexico
Joseph, 1991. Ilmu Makanan Ternak. Gajah Mada University Press Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Kaswari. T. 2008. Diktat Nutrisi Ternak dasar. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.
Kenan. 1980. An Introduction to Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Newyork.
Kenan. 1980. General College Chemistry. New York : Harper and Row Nurhayati, et.al. 2008. Nutrisi Ternak Unggas. Fapet UNJA. Jambi.
Lukman.a. 1987. Pemberian Ransum Unggas. Gramedia. Jakarta.
Mozeys, 2003. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University.Yogyakarta.
Parning, Mika, Marlan, (2000). Penuntun Belajar Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Jakarta : Yudistira.
Parrakkasi.a. 1995. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Petnowati, 1999. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Erlangga. Jakarta.
Purba, Michael. 2003. Kimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Samuel, 1997. A Short History Of Nutritional Science (1785 – 1885). journal of Nutrition.
Soedarno, 1997. Introduction Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Newyork.
Sondjya, 1998. Nutrition of the Chicken. 3rd Ed.M.L. Scott & Associates, Ithaca, New York.
Sutresna, Nana. 1995. Kimia 2. Ganeca Exact. Bandung.
Tobing. L.R. 1991. Kimia Organik Pangan. Depdikbud. Jakarta.
Trobos. 2007. Pasar Menganga Bibit Langka. PT. PWI. Jakarta.
Trobos. 2008. Tuna Budidaya Jepang Mengancam. PT. PWI. Jakarta.
Ucoep Haroen et.al. (2008), Bahan Ajar Nutrisi Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi
LAMPIRAN
Lampiran 1
Analisis Proksimat
- Penentuan Kadar Air
Dari penentuan kadar air didapatkan :
Berat cawan awal = 33,9978
Berat sampel awal = 2,0010
Berat cawan + Berat sampel akhir = 35,6860
Sehingga diperoleh kadar air :
Kadar Air (%,X) = Berat Cawan + Sampel (awal) – Cawan + Sampel (akhir) x 100%
Berat sampel (awal)
Berat sampel (awal)
= 33,9978 + 2,0010 - 35,6860 x 100%
2,0010
2,0010
= 0,3128 x 100%
2,0010
2,0010
= 15,63%
- Penentuan Kadar Abu
Dari penentuan kadar abu didapatkan :
H ( hasil akhir ) = 34,4368
F ( berat cawan ) = 33,9978
G ( berat sampel ) =2,0010
Sehingga diperoleh kadar abu
Kadar Abu ( % ) = H–F x 100%
G
G
= 34,4368 - 33,9978 x 100%
2,0010
2,0010
= 43,9
2,0010
2,0010
= 21,93%
- Penentuan Protein Kasar
Dari penentuan kadar protein didapatkan :
K = 23,8
J = 23,6
I = 0,3001
N NaOH = 0,3
Protein Kasar (%) = ( K – J ) x Norm NaOH x 0,014 x 6,25 x100%
I
I
= ( 23,8 – 23,6 ) x 0,3 x 0,014 x 6,25 x 100%
0,3001
0,3001
= 1,7494%
- Penetuan Lemak Kasar
Berat bahan ( L ) = 1,002 gram
Kertas saring bebas lemak = 0,48 gram
M = 2,0970 gram
N = 2,0828 gram
Lemak kasar (%) = 2,0970 – 2,0828 x 100%
1,0024
1,0024
=1,4166%
- Penentuan Serat Kasar
Sampel (p) = 1,0054 gram
Berat konstan (Q) = 40,8765 gram
Berat setelah jadi abu ( R) = 39,5948 gram
Kertas Saring (O) = 0,48 gram
Serat kasar (%) = 40,8765 – 39,5848 – 0,48 x 100%
1,0054
1,0054
= 80,7340%
Kadar Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
BETN (%) = 100% - (% Air + % Abu + % PK + % LK + % SK)
Dari penentuan kadar BETN didapatkan
= 100 % - (15,63 + 21,93 + 1,7494 + 1,4166 + 80,7349)
= 100 % - 12,146 %
= 87,854 %.
Lampiran 2
Kebutuhan Ternak :
Protein Kasar
Jagung = 39,5 x 2,73 = 1,078
100
100
Dedak padi = 9,4 x 0,77 = 0,072
100
100
Bungkil kelapa = 19 x 3,21 = 0,6099
100
100
Tepung ikan = 27,8 x 15,39 = 4,2384
100
100
Serat Kasar
Jagung = 39,5 x 0,77 = 0,304
100
100
Dedak padi = 9,4 x 2,00 = 0,188
100
100
Bungkil kelapa = 19 x 2,21 = 0,419
100
100
Tepung ikan = 27,8 x 0,15 = 0,0417
100
100
Lemak Kasar
Jagung = 39,5 x 1,70 = 0,671
100
100
Dedak padi = 9,4 x 0,86 = 0,080
100
100
Bungkil kelapa = 19 x 1,77 = 0,33
100
100
Tepung ikan = 27,8 x 3,24 = 0,9007
100
100
Lampiran 3
Menentukan Energi Bruto dengan Oxigen Bomb Calorimeter
Eergi (kal/gr) = ( Ta – Tm ) x W – E1 – E2
Berat sampel x BK
Berat sampel x BK
= ( 16,34 – 28,44 ) x 2459,9 – 1,7 – 1,5
0,6512 x 97,76
0,6512 x 97,76
= ( 0,9 ) x 2456,7
63,667
63,667
=2211,30
63,667
63,667
= 34,728 kal/gram.
Adapun hasil perhitungan dari penentuan masing-masing konversi bahan pakan diantaranya yaitu Bungkil kelapa sebagai berikut:
Mencampur Ransum
a) Penetuan Konversi Bungkil Kelapa
Persentase Penggunaan = 40 %
Total Ransum = 500 gr
b) Penentuan Koversi Jagung
Persentase Penggunaan = 20 %
Total Ransum = 500 gr
=100 gr
c) Penetuan Konversi Tepung Ikan
Persentase Penggunaan = 25 %
Total Ransum = 500 gr
d) Penetuan Konversi Premix/pertamax
Persentase Penggunaan = 4 %
Total Ransum = 500 gr
e) Penetuan Konversi Minayak Sawit
Persentase Penggunaan = 1 %
Total Ransum = 500 gr
= 5 gr
f) Penentuan Konversi Dedak Padi
Persentase Penggunaan = 10 %
Total Ransum = 500 gr
|
Bom Kalori
Energi (Kal/gram) = (TA – TM) x W – E1 – E2
Berat sampel x % BK
Ket :
W = energi ekuivalen asam benzoat;
Ta = suhu akhir;
Tm = suhu awal;
E1 = volume titrasi;
E2 = kawat terbakar.
Adapun hasil perhitungan energi bruto yang didapat dari masing-masing sampel adalah sebagai berikut:
Penentuan Energi Bruto Jagung kelompok bobit (A1)
Berat sampel = 0,5641
TM = 31,4
TA = 30,4
E1 = 2,5
E2 = 18
BK = 0,5641
W = 87,02
Energi (kkal/kg) =
=
=
= 51,528 kkal/kg
Penentuan Energi Bruto Bungkil Kelapa kelompok andre
Berat sampel = 0,6921
TM = 29,2
TA = 30,4
E1 = 2,5
E2 = 18
BK = 0,5641
W = 87,02
Energi (kkal/kg) =
=
= = 7796,98 kkal/kg
Penentuan Energi Bruto Rumput Raja kelompok endi
Berat sampel = 0,6735
TM = 31,0
TA = 32,1
E1 = 2,5
E2 = 18
BK = 0,8455
W = 2549,9
Energi (kkal/kg) =
= = 3833,18 kkal/kg
== 6216,84 kkal/kg
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
III. MATERI DAN METODA........................................................................ 5
3.1 Waktu dan Tempat............................................................. 5
3.2 Materi.................................................................................. 5
3.3 Metoda................................................................................ 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 21
5.1 Kesimpulan......................................................................... 21
5.2 Saran................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
LAMPIRAN..................................................................................................... 23
|
DAFTAR TABEL
|
Tabel Halaman
4.1 Tabel bahan pakan sumber protein .................................................................... 7
4.2 Tabel bahan pakan sumber energi ..................................................................... 8
4.3 Tabel bahan pakan sumber mineral ................................................................... 9
4.4 Tabel pakan sumber vitamin dan obat hewan ................................................. 10
4.5 Tabel bahan pakan palsuan.............................................................................. 16
4.6 Tabel hijauan tanaman pakan........................................................................... 16
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar